Halaman

Jumat, 01 Juli 2011

NTB ASIK


Adalah catatan perjalanan penulis, melakukan backpacker mengitari sebagian kecil pulau Jawa pada pertengahan tahun 2009. Dengan modal uang secukupnya tanpa ATM di dompet, dan tanpa tahu jalan menuju daerah yang ingin dikunjungi. Cukup dengan berkomunikasi dengan warga setempat dan 'sedikit' nekat menjelajahi jalanan yang belum pernah dijamah sebelumnya. Banyak hikmah, pengalaman dan kisah seru yang rasanya tidak bisa didapatkan disembarang waktu dan tempat
:travel



Rabu, 12 Agustus 2009

09.25 WIB
          Berangkat dari kos-kosan menuju stasiun Bogor.

10.20 WIB
          Berangkat menuju Jakarta dengan menaiki Kereta Rel Listrik(KRL) Ekonomi dengan karcis Rp.2500,00 Alhasil tidak dapat tempat duduk, murah kok mau enak.hehe. Rencana turun di Stasiun Jakarta Kota, kemudian menuju Stasiun Senen menggunakan Angkot M12 jurusan Senen-Kota(PP). Tapi berhubung waktu tempuh dari Stasiun Kota menuju stasiun Senen agak lama, jadi kita pilih turun di Stasiun Cikini kemudian naik metromini menuju Stasiun Senen. Kita pilih jalur yang kemungkinan bisa lebih dekat jaraknya menuju Stasiun Senen karena tiket kereta lintas Jawa belum kami kantongi, jadi lumayan was-was juga karena sungguh kesengsaraan tiada akhir kalau sampai kami tidak dapat tempat duduk dari St.Senen menuju St.Malang yang ditempuh lebih kurang 17 Jam perjalan!!

          Tapi di tengah perjalanan kami menuju St.Cikini, ada seorang bapak yang menanyakan perihal perjalanan kami hendak kemana, karena tampilan kami mengisyaratkan bahwa kami akan melakukan perjalan jauh, dengan tas, carril sepatu dan perlengkapan lengkap lainnya. kebetulan beliau duduk tepat disamping si Korek. setelah mengobrol beberapa saat beliau memberi saran untuk turun di St.Gondang Dia, konon katanya(ce elah udah kayak dongeng aje nih :-D) turun di St.Gondang Dia lebih singkat waktu tempuhnya menuju St.Senen (Nb : St.Senen tidak termasuk dalam jalur KRL Jakarta-Bogor).

          Ternyata saran beliau cukup manjur, alhasil kami sampai di St.Senen lebih cepat dari perkiraan. Mungkin ini awal yang baik dalam 'ROAD TO JAVA' yang pertama kali kaami jalani ini.
"Tuhan selalu bersama orang-orang yang berani"
Lindungilah kami dalam perjalanan ini ya Allah, hanya Engkau tempat kami berlindung.

Oh iya, lupa. 'ROAD TO JAVA' yang bertitel "NTB ASIK" ini berangotakan 3 orang yaitu :

  • Laridzae Adi Mulya Alias Jay (Bima - NTB)
  • Lisda Kusumawati Alias Korek (Tasikmalaya - Jawa Barat)
  • Reza Rifyal Akbar Alias Dompu (Dompu - NTB)
          Dari rencana awal sebenarnya beranggotakan 4 orang, berdasarkan ikrar kami pada tanggal 4 Juni 2009 pukul 04.30 WIB. Satu anggota lagi yaitu Zamroni Alfianta. Karena alasa yang kurang jelas, beliau tidak bisa ikut. Sempat timbul konflik dan sempat juga urung niat untuk melakukan perjalanan backpacker mengelilingi Jawa, tapi kalau tidak sekarang kapan lagi punya kesempatan mengelilingi Pulau Jawa, mumpung kita masih diberi berkah rejeki umur, kesehatan, rejeki oleh Yang Maha Kuasa. karena tahun depan sudah tidak mungkin lagi memiliki kesempatan seperti ini, kita sudah sibuk dengan Tugas Akhir sebagai syarat untuk lulus di Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Mumpung ada waktu, apa salahnya kita nimati dahulu.

          Pribadi Penulis, agak BT juga dengan keputusan sahabat penulis ini. entah kenapa beliau berubah pikiran untuk tidak ikut berpartisipasi dalam NTB ASIK ini. karena pada hari yang keramat yaitu tanggal 4 Juni 2009 subuh-subuh kami berempat (Jay, Korek, Zamroni dan penulis) mengadakan rencana perjalan mengelilingi Pulau Jawa dengan biaya minimal atau biasa disebut dengan bcakpacker untuk mengisi liburan Semester genap tahun 2009. dan saat itu sempat kami melakukan sumpah walaupun dalam konteks bercanda, sampai beliau sempat berceloteh seperti ini :

"Biasanya sih, kalau udah niat gini bakalan ga jadi, jangan mpe ga jadi aje"

Naah, itulah ungkapan beliau saat itu, yang masih penulis ingat, tapi kenapa beliau yang celetuk beliau pula yang tidak berpartisipasi??
WALLAHUALAM..

          Mudah-mudahan ini memang pilihan terbaik buat beliau, bukannya kami tidak setia kawan dan meninggalkan anda sendiri di Bogor, kami sudah  kepalang janji. dan Manusia yang bijak adalah manusia yang menepati janji nya. walaupun kami jauh dari kata bijak, setidaknya berusaha menjadi manusia Bijak yang menepati janji nya..

         Oh iya, sedikit mengulas tentang titel perjalanan kami kali ini 'NTB ASIK' tanya kenapa??
karena 2 pejantan (Dompu dan Jay) dalam perjalanan ini putra asli Nusa Tenggara Barat sedangkan satu betinanya berasal dari Tasikmalaya-Jawa Barat. gabungan dari NTB dan Tasikmalaya jadi NTB ASIK.
Seperti itu singkatnya :-)

         Sekian dulu pengantarnya, ketek penulis sampai basah menulis pengantar doank,hehe
sampai sedikit pusing kepala saking sudah lama tidak menulis di Kereta.


14.02 St.Senen

           Matarmaja salah satu kereta lintas Jawa dengan jalur Malang-Blitar-Madiun-Jakarta yang menjadi singkatan dari nama kereta tersebut mulai menjajaki rel demi rel dari St.Senen. Alhamdulillah untuk kali kedua oenulis naik kereta Matarmaja keberangkatan kereta tepat pada waktunya. Disini salah satu lagu dari Iwan Fals yang liriknya kira-kira seperti ini :
"Kereta terlambat dua jam itu cerita lama"
Dari Jadwal awal pukul 14.00 WIB berangkat dari St.Senen. lebih 2 menit sekian detik masih bisa ditolerir rasanya..

         Mari kita buktikan lirik lagu Iwan Fals benar apa tidak menurut jadwal Matarmaja akan sampai di stasiun akhir yaitu di  St.Malang pukul 07.41 WIB. benarkah seperti itu???
Kita tunggu besok :-)


14.10 St. Jatinegara

          Sebagian penumpang kereta Matarmaja naik dari stasiun ini, walaupun bukan musim liburan untuk masyarakat umum, tetap saja banyak orang yang menggunakan jasa kereta api ini. Entah mereka pergi berlibur atau ada urusan. Wallahualam.

         Sekedar info, kereta Matarmaja merupakan kereta ekonomi lintas Jawa merupakan singkatan dari Malang, Blitar, Madiun, Jakarta. Kereta matarmaja melintasi daerah-daerah tersebut, berhenti di tiap-tiap stasiun juga memiliki 9(sembilan) gerbong dengan kursi penumpang berformasi 3 dan 2 berhadap-hadapan. Dalam satu gerbong terdapat 20 kursi penumpang yang berformasi 3  dan 20 kursi penumpang dengan formasi 2 kursi penumpang. Jadi :
dalam satu gerbong :

formasi 3 x 20 = 60 kursi
formasi 2 x 20 = 40 kursi. 
Formasi 3 dan 2 = 100 kursi.


Total kursi = Formasi 3 dan 2 x Jumlah Gerbong
Total Kursi =  100 x 9 = 900 penumpang!!!

         Itu belum termasuk penumpang yang kurang beruntung mendapatkan tiket tanpa tempat duduk dan beberapa crew dari Kereta Matarmaja serta para pedagang asongan yang selalu berlalu lalang disepanjang perjalanan. Berarti dalam sekali perjalanan matarmaja membawa lebih dari 1000 nyawa!!!

         Subhanallah, alangkah mulia perkerjaan seorang masinis beserta crew mengantarkan para penumpang sampai tempat tujuan dengan berbagai kepentingan masing-masing. Mudah-mudahan crew Kereta Matarmaja diberkahi dan dilimpahkan pahala dariMu ya Allah. Amiiin. . .

Kereta Matarmaja


15.06 St. karawang Bekasi

         So far so good. . .Belum ada kendala, Alhamdulillah. Dibandingkan dengan pengalaman kedua penulis dulu menggunakan jasa Kereta Matarmaja, berangkat dari Malang menuju Jakarta dengan mengantongi tiket tanpa tempat duduk. Dari beberapa setelah st.Malang sudah mendapatkan tempat kendala. Gilee aje kan, kita berdiri dari Malang sampai St.Senen Jakarta dengan waktu tempub 20 jam perjalanan.

“kopi,,kopi”
“pop mie,,pop mie”
“si nasi,, si nasi”
“larutan, sprit, fanta, mijon(dengan bacaan sesuai dengan tulisan yang tertera)”

          Tanpa permisi melintasi badan kami yang kurang beruntung duduk di jalanan dalam gerbong.  Puji syukur suara tersebut mengiringi perjalanan kami waktu itu diselingi suara dari mesin kereta beserta piringannya yang melintasi rel demi rel “gejlek,,gejlek,,gejlek”

          Maha besar Allah SWT, Alhamdulillah kami saat itu (penulis, jay dan dina) mampu menjalaninya, melirik kata pepatah “” dibalik suatu penderitaan pasti ada hikmah yang tersembunyi” dan ternyata benar adanya, kisah asmara penulis dimulai setelah perjalanan itu, penulis terjebak cinta lokasi dengan Dina(rekan diperjalan) sekaligus pengalaman pertama penulis menghianati pacar, yang sudah penulis pacari selama hampir 7 tahun. Pengen tahu ceritanya??

            Dalam perjalanan pulang itu, penulis dan jay , rekan penulis. Kebetulan pulang bersama seorang sahabat satu jurusan kuliah dengan Jay, yang bernama Dina, berasal dari Malang, setelah penderitaan yang kami alami dalam perjalanan. mungkin dari situ timbul perasaan sayang dan tertarik satu sama lain. Secara naluri seorang laki-laki yang sewajarnya melindungi seorang wanita, begitupun perlakuan penulis terhadap Dina pada waktu itu, penulis melindungi beliau dari terpaan kaki-kaki pedagang asongan yang berlalu lalang mencari nafkah dalam gerbong kereta Matarmaja, penulis memberi tempat sandaran untuk beliau tiduran dan lain sebagainya.

        Yaa, siapa yang tahu dari situ timbul laah benih-benih cinta. Tapi kisah asmara kami atau bagi penulis kisah perselingkuhan penulis tidak berjalan lancar dikarenakan pacar penulis(Putri, sekarang sudah menjadi mantan) pada waktu itu mengendus perilaku buruk penulis. Pada saat itu penulis tidak mau rugi, dengan meninggalkan Putri dan memilih Dina untuk dijadikan Pacar.  Karena rasa sayang yang terlalu mendalam kepada Putri, akhirnya penulis membuang jauh-jauh angan untuk memacari Dina.


15.24 St. Cikampek +46
St.Cikampek +46

          Begitu lebih kurang tulisan yang tertera pada plat St.Cikampek. entah +46 tersebut mengandung arti apa. Nanti kita kroscek kepada crew matarmaja.


16.03 St.Pegaden Baru

          Penulis baru mendengar nama daerah Pegaden, itulaah hikmah yang bisa dipetik, kalau tidak mengadakan tour NTB ASIK ini mana mungkin penulis tahu tentang daerah ini, Allah maha Besar. Kita tunggu saja hikmah-hikmah yang akan timbul selanjutnya J


16.19 St. Haur Geulis

          Haur Geulis??? Naah satu lagi nih stasiun yang baru penulis dengar namanya, Cuma sayang stasiunnya tidak secantik dan serupawan namanya, Stasiun yang hanya memiliki luas tidak lebih dari 10 meter. Dalam bahasa Sunda geulis mepunyai arti Cantik atau Rupawan.


17.39 St.Cirebon

         Tumben nih cepat sampai di Stasiun kebanggan kota Cirebon, biasanya dulu waktu naik matarmaja sekitar jam 7 atau jam 8 malam baru sampai St.Cirebon. tapi anehnya kok ga berhenti ya???
Dulu berhenti, terus kemudian para penumpang pada turun ke toilet atau sekedar menghirup udara segar di luar. Eits eits eits sorry-sorry!! Ternyata penulis salah kaprah, ini lagi di St.Cirebon!

          Ternyata e ternyata stasiun yang tadi dilewati itu st.Cirebon yang kecil, seperti St.Depok baru dan St.Depok lama atau St.pasar Minggu baru dan St.Pasar Minggu lama, Cirebon juga tidak mau kalah gaya, ada St.Cirebon baru dan St.Cirebon lama, trendi juga nih kota yang terkenal dengan sebutan kota Udang.hehe

          Akhirnya di stasiun ini penulis bisa melaksanakan hajat kecil yang telah sekian ratus menit dan jutaan detik penulis tahan, walaupun dilakukan di depan umum(disamping gerbong kereta) yang notabenenya banyak para penumpang yang berlalu lalang rasa apatis lebih menang disbanding rasa malu, karena keadaan panggilan alam yang mendesak yang penting bias terlaksana. Thanks a lot Cirebon!!


19.18 St.Tegal

          Naah, ini dia tempat cikal bakal warung tegal atau lebih dikenal dengan sebuta Warteg yang tersebar seantero Jawa bahkan Indonesia, hebat juga ya warga tegal, jiwanya sama dengan orang Padang,  yang memiliki Rumah Makan dihampir setiap tikungan yang ada. Jiwa perantau sejati!! Suatu saat penulis akan menginjakkan kaki ditempat Ranah Minang, entah kapan itu.


20.24 St.Pekalongan

“kota Batik di Pekalongan, bukan Yogya e bukan Solo”

          Yups, itulah sepenggal lirik lagu dari band yang menjadi inspirasi mayoritas kawula muda Indonesia, yaitu SLANK!!. Terlihat disitu bagaimana sebuah kota kecil yang merupakan penghasil batik terbaik ditutupi oleh nama besar dari Kota disekitarnya yang masih dalam ruang lingkup jawa Tengah dan sekitarnya.  Seperti halnya intrik politik dalam pemerintahan Indonesia, dimana orang-orang ‘kecil’ tidak bias berbuat banyak ataupun mengeluarkan gagasan. Sudah lumrah adanya omongan orang-orang besar lebih didengarkan daripada omongan orang-orang kecil, padahal omongan orang besar belum tentu benar adanya.


          Oh iya, pemberhentian di St.Pekalongan ini ditandai dengan canda dan tawa dari kami, itu karena si Korek mengeluh sakit pada gigi gerahamnya dan takut “kecantikannya” berkurang karena pipi sebelah kirinya mengalami pembengkakan efek dari sakit gigi tersebut. Penulis menyarankan minum obat tidur biar bias lelap tidurnya, saat mengkonsumsi obat tidur  air yang digunakan untuk mendorong obat tersebut masuk ke lambung Cuma sedikit, alhasil obatnya tersangkut pada tenggorokannya, bukannya minum dan ambil air lagi dia malah ketawa cekikikan. Ari sia reek, kalakuan maneh kos parudan!!!


22.25 St.Poncol Semarang

          Hmm insomnia melanda nih, mau tidur serba salah tidak ada posisi yang enak, ini bukannya sudah resah dan tidak menikmati perjalanan. Untuk sejenak mengistrahatkan mata rasanya susah sekali. Yaudah kalau begini caranya ikut fatwa Mbah Surip tepat rasanya

  “Barang Siapa yang ingin hidup awet muda, kurangi tidur dan perbanyak ngopi.hahahha”

          Penulis memesan dua cangkir kopi bersama jay, kebetulan selera kopi kami sama yaitu Special Mix. Kopi hitam yang telah di mix dengan Gula. Pas!! disini letak keunikannya, biarpun pesan kopinya secara bersamaan, tetap saja si jay yang duluan menghabisi isi dalam cangkirnya, penulis belum setengah gelas dia sudah menyisakan ampasnya saja. Edaan!!! Itu ngopi atau haus jay?!!  Kalau tidak percaya, silahkan join secangkir kopi dengan beliau, jangan heran jatah minum anda hanya seteguk, dan ketika anda ingin meneguk kembali yang tersisa hanya ampasnya saja.haha. . .

          Ngomongin dua orang ini mulu nih, 1 anggota rombongan lagi kemanakah gerangan?? Korek, Yupz!!! Akhirnya dia bias tertidur pulas setelah mencerna CTM+Oskdaon Pancen Oye!!! Yagn tadinya susah tidur, sekarang malah tidurnya pulas banget daah.. sampai-sampai tuh mulut kalau dimasuki buah tomat rasa-rasanya cukup. Tidak kerasa mulutnya nganga luar biasa pas dia tidur, penulis dan jay hanya bias tertawa melihat dia sambil berkata “Rek, tidur dalam noh biar enakeun!!”


03 27 St.Madiun
St.Madiun +63

          Akhirnya meditasi dan ritual menganga sambil tertidur pulas dengan sesekali angguk-angguk geleng-geleng dari seorang Korek berakhir di St.Madiun. entah dia dapat ilham apa setelah meditasi tersebut, bangun tidur langsung ajak keluar kereta, kebetulan keretanya diam dalam waktu yang cukup lama, katanya sih pengen menginjakan kaki di madiun, setelah injak dan loncat-loncat bentar di bawah kereta terus dia naik lagi, Cuma itu saja niat beliau turun, untuk membuktikan kalau dia sudah pernah menginjakan kaki di madiun, yaelaah turunan hawa satu ini memang rada riweuuh!!!

          Mungkin dia mimpi dapat petunjuk, bangun-bangun langsung sekonyong-konyong ajak turun kereta menginjakan kaki selangkah dua langkah kemudian naik kembali ke kereta. Kalau penulis terka, si Korek pasti dapat wangsit nomor togel. Dan angkanya adalah 63 sesuai dengan angka yang tercetak dibawah tulisan St.Madiun. yang sampai sekarang penulis belum tahu artinya apa. Konon katanya sih ukuran MDPL (Meter Di atas Permukaan Laut). Jadi kalau di St.Madiiun tertulis +63 memiliki arti St.Madiun terletak 63MDPL.


06.27 St.Blitar

Huuuaaaamm. . .
          Akhirnya bisa tertidur juga, entah berapa stasiun yang penulis lewati dan tidak sempat menulisi cirinya. Setelah menghabiskan secangkir kopi, secangkir susu energen dan beberapa batang 234 serta 178 halaman dari Novel Fiksi 5Cm yang kebetulan memiliki cerita seperti de javu dengan apa yang kami lakukan sekarang,  6 orang sahabat melakukan perjalanan menuju Malang dengan menumpang Kereta Matarmaja, bedanya mereka berangkat tanggal 14 agustus kalau kami 12 agustus. Recommended novel!!

          Dimana orang-orang berlomba untuk meraih alam mimpi penulis malah ketawa sendirian mengikuti alur cerita dalam novel tersebut. Sungguh luar biasa permainan katanya. Insya Allah suatu hari kelak, penulis bisa menerbitkan buku tentang  perjalanan dan hidup penulis. Tak terasa beberapa puluh kali lagi jarum panjang jam melakukan rotasinya kami akan sampai di Kota Malang, kota impian yang penuh dengan historial personal penulis.

          Walaupun penulis tidak pernah tinggal lama di Malang. Tapi tiap saat penulis menginjakkan kaki di malang ada rasa nyaman yang merasuk ke hati. Entah kenapa, mungkin karena waktu SMA dulu pernah menghabiskan waktu sebulan lebih hidup di malang. Liburan kenaikan kelas, jadi sudah mengetahui seluk beluk malang, dari kuliner sampai kecelakaan yang penulis alami di Kota Batu Malang pernah dialami, dimana bekas dan hasil kecelakaan tersebut masih membekas. Tepatnya diperjalanan balik jalan-jalan ke Kota Wisata Batu, hasilnya sampai sekarang punggung penulis kalau sudah kelamaan duduk atau bawa barang yang berat pasti kambuh sakitnya. Sudah seperti kakek-kakek yang rematik.haha

          Karena pada saat kecelakaan hebat tersebut penulis terlempar jauh dari motor dan yang pertama mendarat di aspal adalah punggung. Sempat beberapa menit sulit untuk bernapas ditambah darah yang berceceran di kedua kaki dan tangan. Naudzubillah penulis merinding mengingat kembali saat itu..
Ok, kita kita kembali ke topic!!
         
          Rencana utama di Kota Malang ini adalah wisata ke Gunung Bromo dan agrowisata di kota Batu, sahabat penulis dua orang ini masing-masing memiliki keinginan berbeda :

  • Korek -> pengen ke Bromo, biasa anak Pencinta Alam, panggilan alam(bukan buang hajat tapi ya.hehe)
  • Jay -> pengen ke Kota Batu, untuk menambah wawasan beliau tentang pariwisata. Kebetulan dia mengambil kuliah pada jurusan Ekowisata.
         Nah penulis gimana?? Penulis cukup ketemu dengan bidadari penyelamat penulis sudah cukup. Cuma sayang hanya bisa beberapa jam saja menikmati waktu berdua. Karena nanti sore beliau sudah akan kembali ke Lombok kampong halamannya, setelah ke Gap sama orang tua bahwa beliau punya rencana pergi ke Bogor untuk menemui penulis, sekarang beliau lebih ketat. Tidak apa, diambil hikmahnya saja, bukankah pada tiap kejadian pasti ada hikmah yang tersembunyi??

Malang We Are Coming!!!


Balai Kota Malang




MALANG
1st Day


          Tepatnya pukul 10.39 penulis, jay dan korek sampai di kontrakakn seorang sahabat lama si Jay. tempat kami menumpang untuk menghabiskan hari-hari kami di Kota Bunga ini.

          Saat tiba di St.Malang sudah ada bidadari penulis yang menunggu, rasa senang dan bangga sekali bisa ketemu lagi dengan beliau. tidak kuat dengan semerbak wangi rambutnya yang bisa membuat mabuk kepayang.hehe. Berhubung beliau cuma sendirian dan tidak mungkin mengangkut manusia-manusi petualang ini ke tempat tujuan (Kontrakan teman Jay) kita bertiga naik angkot dan beliau mengikuti dari belakang.

          Tempat tujuan kami yaitu perumahan Griyashanta, perumahan yang kali pertama ini penulis mendengarnya mempunyai empat blok G, H, I dan J. Pertama sampai di pintu gerbang perumahan tersebut kita sempat kebingungan mencari alamat, karena perumahan ini cukup luas. Setelah beberapa menit bengong, akhirnya bidadari penulis dan korek mencari alamat tersebut, penulis dan Jay menunggu di pintu masuk perumahan tersebut. Duduk ngegembel di trotoar jalan, lumayan lama kami tunggu dan kepastian bahwa alamat tersebut sudah ditemukan juga belum ada. Bosan dan jenuh menghinggapi kami. Penulis nyeletuk :

"Jay, andai saja ada mobil pick up yang lewat. kita numpang aje ya"

          Sekonyong-konyong ada mobil pick up yang lewat dengan membawa potongan beberapa kusen jendela dan pintu, mungkin saja menuju salah satu rumah yang ada dalan perumahan ini. dengan muka tanpa dosa dan urat malu dibuang jauh-jauh kami meminta tumpangan pada pak Sopir sampai ke dalam perumahan. basa-basi sedikit akhirnya kami diberi tumpangan, rasa bosan hilang dan perasaan senang menggantikannya.

"haaah, Jay!! ini baru backpacker namanya. tumpang menumpang mobil.haha"

          Beberapa menit menumpang, blok demi blok terlewati alamat yang kami caripun tak kunjung ditemukan tidak terasa sampai di pintu keluar perumahan Griyashanta diujung barat. Naah loh!! sudah sampai dipintu keluar saja.

          Dikabarin lewat telepon sama si Korek, ternyata alamat kawan lama si Jay terletak di tengah-tengah perumahan tersebut, Alhasil kami pun jalan balik, yang kalau dikalkulasikan jarak jalan kami dari pintu keluar perumahan Griyashanta dengan tempat kami duduk menunggu kabar tadi menuju kontrakan kawannya Jay sama saja jumlahnya. Waduuuh, percuma saja ternyata menumpang mobil pick up!!


To Be Continue. . . . .

2 komentar:

  1. jadi kangen masa-masa itu...
    kapan kita balik lagi kayak dulu ??

    BalasHapus
  2. @korek : akan tiba waktunya kita kembali menjadi backpacker, yang kiranya tidak lagi menjadi backpacker pemula.. suatu saat nanti..

    BalasHapus