Halaman

Rabu, 10 November 2010

Sebuah Film Kehidupan






            Benar apa yang dikatakan oleh Group Band Legendaris God Bless, Dunia adalah Panggung Sandiwara. Kehidupan memang panggung sandiwara, terkadang kita bisa menjadi Raja,yang bisa seenaknya memerintah dan berkuasa. Terkadang pula kita bisa menjadi seorang prajurit yang tak punya hak untuk berkuasa dan tanduk akan kekuasaan sang Raja.

            Kita semua, adalah 'Aktor', aktor dalam film yang disutradarai, diproduseri, dibiayai dan dikonsumsi oleh diri kita sendiri. Film itu, tak lain adalah jalan hidup kita sendiri yang harus kita jalani. Semua terserah kita, kita bisa menjadi aktor protagonis, yang selalu dipuja dan bersifat baik tentu saja penggemarnya banyak. Kita bisa menjadi aktor Antagonis, yang dalam cerita jarang sekali memasang muka ceria atau tersenyum, kadang tersenyum pun diatas penderitaan orang lain. atau kita mau menjadi penengah, sebagai aktor yang netral.

           Tak ada yang bisa medoktrin kita menjadi aktor yang seperti apa, tak ada pula yang mendikte kita menjadi ini dan itu. ini bukan lagi zaman Siti Nurbaya. dimana kebebasan masih menjadi hal yang mahal. karena dalam film ini kita mempunyai hak untuk menjadi seperti apa.

            Sama halnya dalam kehidupan, kita bisa memilih ingin menjadi orang seperti apa dalam kehidupan. Apakah orang yang bahagia di atas penderitaan orang. orang yang bisa berbagi di kala suka dan duka atau orang yang seimbang antara kejahatan dan kebaikan??
Semua adalah Hak kita.

            Karena kehidupan adalah pilihan, kita yang memilih ingin menjadi apa dan bagaimana. jangan sampai keadaan yang menguasaia kita. kita sepatutnya yang menguasai keadaan, karena kita adalah sutradara kehidupan kita sendiri.

            Mulai dari hal kecil seperti memakai baju apa yang cocok untuk memulai hari, kita sudah harus melakukan pilihan. pilihan memakai warna cerah bisa memberikn efek ceria buat kita. atau pilihan warna gelap memberi kesan elegan misteri dan lain-lain. apalagi untuk sebuah hal yang besar kita harus pintar-pintar membuat suatu keputusan yang tepat. contohnya saja pilihan memilih pasangan hidup yang tentu saja mengakhiri masa lajang kita dan sebagai pendamping setia sampa ajal menjemput kita kelak. salah sedikit saja dalam memilih, jelas sesal kemudian tak adalah gunanya.


Make Ur best Choice, for your better life. . .

Sabtu, 16 okt 2010
15:32 WIBB (Waktu Indonesia Bagian Bogor)
di dalam ruang kelas 1116/Ilkom
Kampus IPB Barangsiang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar