Halaman

Minggu, 17 April 2011

Wartawan


Wartawan merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia. Mengorbankan waktu, pikiran serta tenaga demi mendapat sebuah berita guna memberi informasi pada masyarakat umum. Bahkan terkadang mengorbankan kepentiungan pribadi. Bekerja sebagai wartawan tidak hanya mengharapkan imbalan duniawi semata namun Insya Allah bisa menjawab harapan masyarakat luas. Karena berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan salah satu penggalan Undang Undang Dasar 1945 yang merupakan  pondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dewasa ini, citra wartawan kurang mendapat apresiasi dari masyarakat

Tulungrejo Kelabu

Hujan Turun dengan derasnya
Anginpun ikut berhembus kencang
Mentari telah menghilang
Gelap datang tak bisa dipungkiri jua

Di Kota kecil nan ramah
Aku menyendiri di titik temu
Mencoba melawan kegundahan hatiku
Yang semakin hari membuatku gelisah

Bidadari yang dulu menjadi inspirasi
Kini menghilang tak kembali
Apa daya seonggok daging melawan kuasa Illahi Rabbi
Semoga ini menjadi jalan untuk menggapai mimpi

Sekiranya kami berjodoh, pertemukanlah kami kembali
Suatu Masa nanti

06.07 WIBP
11 April 2011
Di titik temu 'tempat menggapai mimpi'
Ditemani udara yang tidak bersahabat.

Apalah arti sebuah nama??


          Ya, sering kita mendengar ungkapan seperti judul di atas, ungkapan yang pendek tapi syarat akan sindiran. Nama adalah identitas seseorang dan identitas adalah ciri dari seseorang, menurut penulis nama sangat penting, sebagai identitas diri kita dan hal pertama yang kita tanyakan saat berkenalan adalah sebuah nama “Siapa nama Anda?”. Bukan pertanyaan “Berapa berat badan anda?” atau pertanyaan konyol seperti “Berapa kali anda mimpi basah dalam seminggu?”

         Pada saat pertama kita dilahirkan di dunia saja, keluarga besar kita pasti selalu berunding untuk membicarakan pemberian nama pada sang bayi, setelah terlebih dahulu bersyukur tentunya pada Yang Maha Kuasa atas rahmat dan rejeki bertambahnya anggota keluarga.

         Untuk mensyahkan sebuah nama, umat Islam memiliki kebudayaan yang namanya Aqiqah, satu anak dihargai dengan seekor nyawa kambing, untuk meresmikan sebuah nama saja kita harus mengorbankan nyawa makhluk hidup ciptaan Allah SWT lainnya. Subhanallah..

        Nama adalah do`a, harapan keluarga agar kelak menjadi orang, dari sebuah nama tersebut. Contohnya Nur Karunia Illahi yang memiliki arti Cahaya Karunia Allah. Reza Rifyal Akbar yang artinya pemikir yang besar. Secara tidak langsung sebutan nama tersebut mempengaruhi otak kita. Yang terdiri dari otak kanan (imajinasi), otak kiri(realitas), otak tengah(kontrol) otak bawah sadar. Dan yang penulis sebutkan terakhir adalah otak yang paling berpengaruh dibanding yang lainnya.

        Sesuai dengan namanya otak bawah sadar. Otak yang bekerja dibawah alam bawah sadar kita, namun kekuatannya melebihi yang bisa kita bayangkan. Contoh positif Silahkan coba katakan berulang kali “Saya Ikhlas bekerja karena Allah ta Alla” disaat anda sedang malas bekerja, Insya Allah setelah itu anda akan merasa lebih comfort untuk bekerja. Seakan rasa malas anda tadi entah menghilang kemana.  Itulah yang disebut afirmasi, afirmasi adalah pernyataan tentang kebenaran yang hendak diserap dalam kehidupan seseorang. suatu upaya yang melekat dalam pikiran hingga alam bawah sadar terpancing untuk bereaksi dan beraksi. Secara tidak langsung menstimulasi otak kita untuk berbuat seperti itu.

          Seperti halnya di Dunia ini tercipta selalu berpasang-pasangan, hal positif selalu ada hal negatifnya. Apabila kita mengafirmasi otak kita untuk hal-hal yang buruk, suatu saat nanti sesuatu yang buruk itu akan terjadi pada diri kita tanpa kita sadari sebelumnya. Sebagai contoh yang termasuk populer adalah Duo vokal Ratu (Maia Estianty & Mulan Kwok) dengan lagunya yang terkenal di akhir tahun 2004 silam yaitu Teman Tapi Mesra (TTM). Tak lama berselang itu terjadi pada duo vokal Ratu tersebut. Mulan menjadi TTM dari Ahmad Dhani yang notabenenya adalah suami dari Maia Estianty.

          Kemudian lagu yang terkenal di tahun 1980 an “Pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku” yang dipopulerkan oleh Betharia Sonata. Di kemudian hari “dipulangkan” beneran oleh Willy Dozer selaku suaminya. Tanpa kita sadari kekuatan otak bawah sadar kita sangat berpengaruh dalam alur kehidupan kita. Mempengaruhi pikiran kita, karena pikiran kita jauh lebih mengekspresikan dan memengaruhi daripada tubuh kita.

          Penulis pernah mengalaminya, di awal tahun 2009 penulis memberi nama kontak di Handphone (HP) dengan sebutan Nevermind untuk seorang pujaan hati yang telah menemani  tumbuh dewasanya penulis. Dalam ekspresi bahasa Inggris Nevermind memiliki arti Lupakanlah/Biarkanlah. Setelah sebelumnya nama dikontak HP untuk sang pujaan hati adalah Josephira. Meniru nama sebuah judul lagu Slank. Yang menceritakan seorang wanita yang paling berpengaruh dalam kehidupan Bimbim(Leader Group Slank).

          Pada awal pemberian nama tersebut sang pujaan hati sempat menanyakan perihal pemberian nama tersebut, penulis menjawab arti nevermind di nama tersebut adalah lupakanlah dalam artian lupakanlah sifat-sifat atau hal yang buruk dari sang pujaan hati, bukan berarti melupakan sang pujaan hati seperti yang dipikirkan oleh beliau.

         Seiring berjalannya waktu hubungan kami lambat laun makin runyam, tidak lagi sehangat dulu tidak lagi seromantis dulu. Yang ada hanya pertengkaran setiap waktu. Penulis tidak pernah menyambung-nyambungkan keadaan hubungan kami dengan pemberian nama pada kontak HP tersebut. Dalam mindset penulis, umur hubungan kami yang sudah lama (4 tahun lebih) sehingga menghasilkan kejenuhan pada kedua belah pihak, sehingga perlu sedikit break untuk solusinya.

          Sampai pada suatu hari penulis membaca sebuah buku yang membahas tuntas tentang kekuatan otak bawah sadar sedemikian kuatnya sampai kita tidak bisa prediksi. Secara tidak langsung tiap berkomunikasi telpon atau sms pada saat masih berhubungan dulu penulis menyebutkan nama nevermind (Lupakanlah/biarkanlah) tersebut berulang kali, sehingga membuat otak bawah sadar bekerja diluar kendali penulis.

         Yaa, penyesalan selalu datang diakhir cerita, sang pujaan hati sudah tidak lagi merasa sayang pada penulis seperti sedia kala, hanya rasa hambar yang tersisa (seperti pengakuan beliau). Mungkin saja karena dalam waktu yang bersamaan beliau sedang PDKT(pendekatan) dengan lelaki lain sehingga secara tidak langsung membandingkan penulis dengan lelaki tersebut, lelaki yang dulu sempat beliau beritahu penulis bawa beliau kagum pada lelaki tersebut, (karena ini kebiasaan kami selalu saling terbuka satu sama lain) cuma sebatas kagum. Begitu pengakuan beliau, tapi entah kenapa pada saat mendengar pengakuan beliau tempo hari, penulis merasakan getaran yang berbeda. pikiran serasa cemas dan tubuh pun ikut merinding. Berbeda sensasinya dengan pengakuan beliau sebelum-sebelumnya, dan akhirnya kecemasan penulis benar adanya, sekarang beliau semakn dekat dan mesra hubungannya..


Suatu hal tidak pernah engkau nilai berharga sebelum engkau kehilangannya.
          Itulah yang terjadi pada penulis, saat ini penyesalan datang, menyesal tidak memperlakukan beliau sedemikian rupa, rasa sayang yang terlalu berlebihan menghasilkan perlakuan-perlakuan tersebut. Nasi sudah menjadi bubur, tak mungkin penulis memaksa beliau untuk mencintai penulis seperti sedia kala, karena cinta bukan sebuah paksaan, dan cinta terkadang tidak harus memiliki. Meskipun penulis tidak bisa lagi menjalin hubungan dengan beliau, tapi perasaan hati tak bisa penulis bohongi. Penulis masih mencintai dan menyayangi beliau apa adanya.
Too sweet to forget
          Yaah, meskipun penulis sudah mempersiapkan hari penentuan (10 April 2011) dengan berpuasa sunnah senin kamis selama dua minggu serta tahajud demi mengharapkan yang terbaik buat penulis, tentu saja besar harapan penulis untuk kembali menjalin hubungan dengan beliau. Tetapi kalau Allah SWT memiliki keputusan lain apa mau dikata, kita bisa saja berdoa dan berkehendak tapi hanya Allah SWT yang bisa mewujudkannya. Hanya Dia lah yang Maha Kuasa. Penulis yakin suatu saat nanti Allah SWT memberi balasan yang lebih baik yang bisa menggantikan beliau mengisi kekosongan hati penulis.

          Mungkin ini jalan terbaik untuk kami, dibalik semua peristiwa pasti ada sesuatu yang bisa dipetik. Menyesali masa lalu adalah kesedihan, mencemaskan masa depan adalah kegelisahan berbuat yang terbaik untuk saat ini adalah kegembiraan. 

         Alhamdulillah penulis memiliki seorang Ibu yang pengertian. Berkat wejangan Ibu, penulis kembali semangat menjalani kehidupan ini. Berkat penafsiran Ibu  tentang sang mantan pujaan hati, penulis bisa mendapat semua jawaban yang tak bisa penulis tafsirkan sendiri, I Love You Mom!!

          Terima kasih atas semua waktu, perasaan, pengorbanan dan semua usahamu selama menemani kedewasaan ku ini. Ampunilah penulis apabila ada kekhilafan selama kita menjalin hubungan. Penulis hanyalah manusia ciptaan Allah yang tentu saja tak luput dari kesalahan.

Selamat tinggal bidadariku,
Semoga engkau bahagia dengan lelaki pilihanmu saat ini.
Semoga engkau bisa mencapai cita-cita muliamu.
See you on the TOP!!!


18.16 WIB
11 April 2011 
break fast di titik temu.
'tempat menggapai mimpi'

Disempurnakan di atas pulau kapuk
22.35 WIBP
11 April 2011.

Sabtu, 16 April 2011

Gelas Kosong yang meluber




"Udah ga mau mikirin, terserah dae mau ngelakuin apa. lagi mau konsen kuliah dulu.  kalo emang jodoh ga bakal kemana"

          Itulah kata-kata yang membuat retina mata tidak bisa tertutup dengan tenangnya pada pukul 05.35 WIB. Kata-kata manis tersebut keluar dari bibir merah merekah yang hanya bisa penulis bayangkan mem\lalui sebuah suara yang tak asing lagi bagi penulis. Suara dari seorang wanita yang telah menemani penulis selama empat tahun lamanya, dalam suka maupun duka sengsara dan bahagia bersama dilalui.

          Entah telah berapa banyak perjuangan dalam perjalanan kisah kami. Untuk sekedar bertatap muka saja, penulis harus menyebrangi lautan, untuk sekedar membelai rambut indahnya penulis harus menempuh ribuan kilometer terlebih dahulu. Begitupun sebaliknya, untuk sekedar merayakan ulang tahun penulis, beliau harus menempuh ribuan kilometer dari ujung timur ke ujung barat pulau Jawa.

          Dialah seorang wanita yang paling mengerti penulis, yang paling tahu cara memperlakukan ditiap keadaan. hanya karena dia seorang yang mengerti penulis luar dan dalam. Ibarat sebuah gelas, apabila diisi air terus menerus akan penuh dan tumpah airnya. Mungkin seperti itu yang dirasakan oleh seorang wanita pelipur lara ini. 'Gelas' beliau mungkin telah penuh dengan kesabaran dan keluh kesah, sehingga meluber menjadi sebuah amarah yang tidak terbendung lagi, membuatnya berani mengambil keputusan yang terbilang berani ini.

         Lumrahnya sepasang kekasih, memberi kabar satu sama lain, saling mengingatkan, saling pengertian, memberi semangat atau support biasa dilakukan. apalagi yang menganut sistem LDR(Long Distance Relationship) seperti penulis dan beliau. Porsi 'Lumrahnya sepasang kekasih' bisa dua kali lipat dan harus pas. terlalu sedikit bisa dicap masa bodoh atau tidak peduli. terlalu banyak juga dibilang overprotective. Serba salah memang, tapi itulah resiko sistem LDR. semua harus ada komitmen dan kejujuran adalah salah satu syarat utama.

          Dalam kisah penulis dan beliau, rasanya dicap masa bodoh atau tidak peduli jauh dari itu. Karena hampir tiap hari penulis selalu berusaha mencari tahu kabar beliau, selalu berusaha memberi beliau kabar apa yang sedang penulis lakukan, begitupun sebaliknya. Meskipun akhir-akhir ini dari pihak beliau berkurang porsinya, mungkin beliau merasa cara penulis memperlakukannya terlalu berlebihan atau overprotective sehingga menimbulkan rasa kurang nyaman bagi beliau Yaa itu semua hanya karena rasa sayang penulis yang terlalu kelewat batas.

          Awal mula kurangnya porsi dari beliau menurut hemat penulis, berawal saat beliau mulai terjun dalam dunia organisasi kemahasiswaan tempat beliau kuliah. Semester 3 tahun 2009 lalu. Hampir semua waktu luang beliau diluar jadwal kuliah tercurahkan untuk organisasinya, tak jarang sampai lewat jam 10 malam mengikuti rapat. Sehingga waktu istrahat beliau pun  berkurang dan tentu saja waktu untuk sejenak menikmati masa-masa pacaran dengan penulis sudah tidak ada peluang lagi. Seiring berjalannya waktu beliau dalam organisasi lambat laun beliau mulai terbiasa dengan kesibukannya, mulai terbiasa melupakan penulis yang telah menjadi sebuah kewajiban tidak tertulis untuk memberi perhatian dan saling support satu sama lain sejak penulis pertama menjalin cinta dengan beliau, pada saat beliau duduk di bangku kelas 2 SMA.

         Beliau sekarang sudah menjadi wanita yang tangguh, setidaknya ini dilihat dari kacamata penulis. Dahulu "Everything only dae(penulis), Everything because of dae, for dae". Ibarat urutan lantai, seorang Dae berada di level utama atau hal utama dibanding segalanya, sayangnya itu dulu. Saat ini seorang dae hanya berada dilantai Under Ground(UG) prioritas bagi beliau. atau bahkan bisa dilantai Basement. Sudah tak ada lagi pengorbanan beliau untuk penulis, jangankan telepon, untuk mengirim sms sehari sekali saja Alhamdulillah syukur. Semua berubah, semua berbeda.

          Puncak jenuhnya terjadi pada saat penulis menelpon beliau disore hari, untuk sekedar mengetahui kabar beliau dan perlahan memupuk kembali rasa sayang beliau. Lima menit pertama obrolan berjalan seperti biasa, basa-basi tanya kabar. kebetulan pada saat itu beliau lagi di atas motor bersama seorang sahabatnya sedang mencari es kelapa muda untuk dinikmati. Sembari beliau mencari, sembari penulis menemani ngobrol. Pada destination pertama tempat jual es kelapa muda nihil, sudah habis. lanjut ke destination berikutnya, dewi fortuna pun belum berpihak, es kelapa muda kemballi habis stoknya.

         Hasrat beliau untuk menikmati es kelapa muda sudah di ubun-ubun, di dua tempat penjual es kelapa gagal dinikmati, beliau pun naik pitam karena sudah bolak-balik mencari es kelapa muda tidak didapatkan jua. Di saat itu penulis masih menemani kegundahan beliau melalui telepon. karena hanya seperti itu yang penulis bisa lakukan, dibatasi oleh jarak dan waktu. beliaupun mengeluarkan kata-kata yang semakin menjelaskan betapa rasa sayang beliau pada penulis telah pudar. "Ntar sudah nelponnya, ngeganggu aja!!"

         Kata tersebut tak sepanjang tombak pemburu, tetapi tajamnya mengalahkan tajamnya pedang algojo. Tak bisa penulis bayangkan, beliau yang sedemikian murah senyum, sopan, menghormati orang lain apalagi penulis, bisa mengeluarkan kata-kata yang menyayat hati seperti itu. Hanya beliau yang tahu.
Tak pernah sekalipun  dalam hubunggan kami, penulis mendengar kata-kata seperti itu keluar dari bibir manis beliau. walaupun pernah menghentikan telepom apabila ada keperluan lain pasti dengan cara yang sopan dan saling pengertian, tak sekasar ini tentunya.

Terkadang apabila seseorang sudah merasa posisinya sudah diatas segalanya, tak ada keraguan lagi untuk melakukan apa dan bagaimana akibatnya.

Keep be an Angel



Senin, 29 November 2010
06.20 WIBB
Di atas pulau kapuk Arz III/16
bertempur dengan rasa kecewa yang menyayat hati