Wartawan merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia. Mengorbankan waktu, pikiran serta tenaga demi mendapat sebuah berita guna memberi informasi pada masyarakat umum. Bahkan terkadang mengorbankan kepentiungan pribadi. Bekerja sebagai wartawan tidak hanya mengharapkan imbalan duniawi semata namun Insya Allah bisa menjawab harapan masyarakat luas. Karena berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan salah satu penggalan Undang Undang Dasar 1945 yang merupakan pondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dewasa ini, citra wartawan kurang mendapat apresiasi dari masyarakat
umum khususnya wartawan pada publikasi audio video(televisi), karena pencitraan yang berlebihan pada sebuah kejadian, contohnya pada saat tragedi wedhus gembel Gunung Merapi di Provinsi Yogyakarta silam. Pencitraan yang berlebih mengakibatkan masyarakat Indonesia menjadi paranoid karena dihubung-hubungkan dengan mitos yang tidak masuk akal. Adapun pencitraan berlebih yang dilakukan wartawan pada publikasi tulisan adalah menggembar-gemborkan hal yang berlawanan dengan kenyataan. Contohnya pada saat konser salah satu band papan atas Indonesia yaitu Slank di daerah Bogor. Ada beberapa media koran yang memberitakan bahwa pada saat konser terjadi kerusuhan massal antara penonton. Padahal kenyataanya adalah para penggemar slank (disebut Slanker) yang tidak mempunyai biaya atau kekurangan dana untuk membeli tiket berusaha untuk masuk ke arena pertunjukan di penghujung konser. Kebetulan penulis berada di tempat kejadian perkara. Wartawan seperti itu sering disebut wartawan Bodrex. Entah apa arti dari panggilan tersebut. Penulis mengetahuinya pada saat membaca koran Slank.
umum khususnya wartawan pada publikasi audio video(televisi), karena pencitraan yang berlebihan pada sebuah kejadian, contohnya pada saat tragedi wedhus gembel Gunung Merapi di Provinsi Yogyakarta silam. Pencitraan yang berlebih mengakibatkan masyarakat Indonesia menjadi paranoid karena dihubung-hubungkan dengan mitos yang tidak masuk akal. Adapun pencitraan berlebih yang dilakukan wartawan pada publikasi tulisan adalah menggembar-gemborkan hal yang berlawanan dengan kenyataan. Contohnya pada saat konser salah satu band papan atas Indonesia yaitu Slank di daerah Bogor. Ada beberapa media koran yang memberitakan bahwa pada saat konser terjadi kerusuhan massal antara penonton. Padahal kenyataanya adalah para penggemar slank (disebut Slanker) yang tidak mempunyai biaya atau kekurangan dana untuk membeli tiket berusaha untuk masuk ke arena pertunjukan di penghujung konser. Kebetulan penulis berada di tempat kejadian perkara. Wartawan seperti itu sering disebut wartawan Bodrex. Entah apa arti dari panggilan tersebut. Penulis mengetahuinya pada saat membaca koran Slank.
Tentu saja tidak saja pencitraan berlebih pada hal yang negatif saja yang bisa dilakukan wartawan, pencitraan positif juga pernah dilakukan guna membantu publikasi seseorang atau golongan-golongan tertentu, contohnya pada kasus Prita yang diduga mendapat mal praktek dari RS OMNI, wartawan membantu publikasi ke masyarakat, dan masyarakat bisa menilai dimana letak perkaranya, sehingga menghasilkan rasa iba dari beberapa kalangan masyarakat Indonesia yang kemudian menghasilkan gerakan 1.000.000 koin untuk Prita . Dan pada akhirnya pihak RS OMNI menarik tuntutan pada Prita, setelah sebelumnya pihak RS OMNI menuntut Prita karena dianggap merusak nama baik RS OMNI.
Tak hanya itu, para selebriti sampai menjadi terkenal adalah berkat pencitraan positif dari wartawan, kegiatan di bidang sosial, ekonomi dan politik tidak akan sampai ke telinga dan pengetahuan masyarakat umum kalau tidak ada jasa para wartawan. Ibarat dua sisi mata uang, yang tidak akan dinyatakan syah apabila hanya ada satu sisi saja, begitupun wartawan, Mempunyai sisi buruk dan baiknya tergantung bagaimana wartawan serta masyarakat menyikapinya. Karena wartawan adalah Sutradara Dunia.
16 April 2011
10.14 WIB
'tempat menggapai mimpi'.
'tempat menggapai mimpi'.
Di atas pulau kapuk.
_rezadompuwae_
mantap bray... sekarang ente udah jadi wartawan tuh (y)
BalasHapus